Diperingati Tiap 6 Bulan Sekali, Ini 5 Tempat Untuk Melihat Upacara Galungan Di Bali!

Autoz

19 September 2023


Hari Raya Galungan Dan Kuningan Di Bali

Pada hari suci Galungan, umat Hindu merayakan kemenangan kebaikan (dharma) melawan kejahatan (adharma). Umat Hindu melakukan persembahan kehadapan Sang Hyang Widhi dan dewa atau bhatara sebagai tanda puji syukur serta permohonan untuk keselamatan. Melansir laman Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, Hari Raya Galungan dirayakan setiap 6 bulan sekali dalam kalender Bali. Penanggalan atau kalender Bali setiap bulannya berjumlah 35 hari, sehingga Galungan dirayakan setiap 210 hari sekali tepatnya pada hari Rabu (Budha) Kliwon Wuku Dungulan. Sesuai Surat Edaran (SE) Gubernur Bali Gubernur Bali Nomor 422.3/15315/PK/BKPSDM tentang Hari Libur Nasional, Cuti Bersama dan Dispensasi Hari Raya Suci Hindu di Bali Tahun 2023, Hari Raya Galungan jatuh pada Rabu 2 Agustus 2023. Adapun Hari Raya Kuningan akan berselang 10 hari kemudian, yakni pada Sabtu, 12 Agustus 2023. 

Ada beberapa kegiatan serta tradisi dalam rangkaian peringatan Hari Raya Galungan. Salah satunya adalah pemasangan penjor. Menjelang Hari Raya Galungan, kita sering menemukan tiang bambu melengkung berukuran tinggi yang dihias berbagai pernak-pernik, salah satunya dengan janur. Bambu itu disebut penjor. Penjor pada Galungan dan hari besar keagamaan umat Hindu biasanya dipasang di pura yang mengarah ke jalanan sekitar tempat tinggal warga. Sebatang bambu tersebut dihiasi dengan daun kelapa (janur) dan dilengkapi dengan berbagai hasil pertanian, seperti umbi-umbian (pala bungkah), buah-buahan (pala gantung), dan biji-bijian (palawija), dan sebagainya. Sementara itu, penjor dapat dicabut sehari setelah Hari Raya Kuningan. Umumnya, pencabutan penjor Galungan dilakukan umat Hindu pada Rabu, 42 hari setelah Hari Raya Galungan berdasarkan Kalender Saka Bali.

(Turis Berpakaian Adat Di Ubud)

Meski digelar secara sakral, wisatawan yang sedang berada di Bali dapat menyaksikan rangkaian upacara Hari Raya Galungan. Dikutip dari laman Kompas.com, wisatawan yang ingin menyaksikan peringatan Hari Raya Galungan, diwajibkan tetap menghormati para umat yang tengah menggelar ritual sembahyang Jika Anda berada di Bali, ada sejumlah tempat melihat perayaan Galungan tersebut. Nah, kali ini kita akan mengulas beberapa tempat di Bali yang dapat Anda kunjungi untuk melihat perayaan Hari Raya Galungan Dan Kuningan dengan suasana yang sejuk, seperti berikut ini:

1. Pura Besakih

Pura Besakih adalah sebuah komplek pura yang terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem, Bali, Indonesia. Pura ini mempunyai luas keseluruhan yang mencapai 3.5 kilometer dari timur ke laut barat daya. Letak Pura Besakih sengaja dipilih di desa yang dianggap suci karena letaknya yang tinggi, yang disebut Hulundang Basukih. Nama tersebut kemudian menjadi nama Desa Besakih. Kompleks Pura Besakih dibangun berdasarkan keseimbangan alam dalam konsep Tri Hita Karana. Dimana, penataan bangunan disesuaikan berdasarkan arah mata angin agar struktur bangunannya dapat mewakili alam sebagai simbolisme adanya keseimbangan.

Komplek Pura Besakih terdiri dari 1 Pura Pusat (Pura Penataran Agung Besakih) dan 18 Pura Pendamping. Latar belakang keberadaan bangunan fisik Pura Besakih di lereng Gunung Agung sebagai tempat ibadah untuk menyembah dewa yang dikonsepsikan gunung tersebut sebagai stana dewa tertinggi. Sementara itu, terdapat juga 11 Pura yang digolongkan sebagai Pedharman bagi umat Hindu.

Selain itu, untuk biaya parkir Anda akan dikenakan biaya parkir sebesar 5 ribu rupiah bagi yang membawa kendaraan bermotor. Bagi yang membawa mobil akan dikenakan biaya sebesar 10 ribu rupiah. Setelah sampai di parkiran pengunjung dapat menyewa shuttle mobil untuk melanjutkan perjalanan ke Pura. Sesuai dengan ketentuan Peraturan Gubernur Nomor Bali Nomor 5 Tahun 2023 tentang Badan Pengelola Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih dan melaksanakan teknis operasional. Untuk harga tiket masuk bagi WNA sebesar Rp 60 ribu sedangkan Rp 30 ribu untuk wisatawan domestik. Harga tiket tersebut sudah include dengan jasa sarung dan guide lokal. Sementara untuk layanan buggy car wisatawan dikenakan karcis Rp 30 ribu untuk WNA dan Rp 20 ribu untuk domestik untuk sekali antar. Untuk sarana transportasi Anda dapat Sewa mobil ke Pura Agung Besakih.

Maps Pura Agung Besakih: https://goo.gl/maps/rZoUso2RschNqkxA9 

2. Pura Lempuyang

Pura Lempuyang adalah sebuah pura yang terletak di bagian timur Pulau Dewata, tepatnya berada di Kabupaten Karangasem. Kata Lempuyang berasal dari kata “lempu” dan “hyang”. Lempu artinya sinar sedangkan hyang merupakan sebutan untuk Tuhan. Sehingga Pura Lempuyang memiliki arti sinar Tuhan yang terang benderang. Pura yang berada di Kabupaten Karangasem, terkenal dengan panorama yang eksotis. Ciri khas Pura Lempuyang Luhur adalah bangunan gapura yang terdapat di Pura Penataran Agung Lempuyang, gapura tersebut berjuluk “The Gate Of Heaven” atau gerbang surga dengan latar belakang panorama Gunung Agung yang memukau. 

    

Untuk menuju ke sana, Anda harus melewati 1.700 anak tangga. Jadi Anda harus menyiapkan kondisi yang fit agar bisa mencapai Pura Lempuyang Luhur yang berada di puncak bukit. Daya tarik selanjutnya ialah sebuah tampilan arsitektur megah nan indah dengan banyak ornamen khas Bali. Terdapat beberapa ritual sembahyang yang ada di Pura Lempuyang. Ritual ini seperti ritual piodalan atau puja wali yang ditujukan untuk merayakan kelahiran pura yang dilakukan setiap 6 bulan sekali, yakni satu hari setelah Galungan atau setiap Wraspati yaitu hari Kamis. Selain pepohonan, Anda juga bisa melihat satwa liar yang hidup bebas di alam. Kicau burung hingga kera yang bergelantungan pun dapat Anda saksikan selama perjalanan.  Tiket masuk Pura Lempuyang sebesar Rp. 50.000,- per orang itu sudah termasuk kain yang harus kamu gunakan ketika berkunjung ke Pura Lempuyang. Biaya naik shuttle bis sebesar Rp. 50.000,- untuk pulang pergi. Untuk sarana transportasi Anda dapat sewa mobil ke Pura Lempuyang

Maps Pura Lempuyang : https://goo.gl/maps/mFpT4M8xCp2HDDdz5 

3. Pura Ulun Danu Beratan 

Pura Ulun Danu Beratan adalah sebuah danau yang terletak di kawasan Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. Nama Pura ini merujuk pada lokasinya yang berdiri di tepi Danau Beratan. Pura ini terdiri dari lima kompleks, yakni  Penataran Agung, Prajapati, Dalem Purwa, Taman Beji, Lingga Petak, dan satunya merupakan stupa Budha. Karena letak dari danau Beratan Bedugul berada di daratan tinggi, sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut. Membuat kawasan danau Beratan Bedugul memiliki udara sejuk pada siang hari dan kabut akan muncul setelah jam 12:00 siang. 

  

Saat Hari Raya Galungan, kamu bisa menyaksikan secara langsung upacara adat yang digelar di sana. Selain berkunjung ke pura, wisatawan juga bisa berkeliling danau dengan menyewa speed boat, sepeda bebek air, atau sampan dayung, dengan harga mulai dari Rp35 ribu hingga Rp200 ribu. Untuk dapat memasuki areal kawasan tempat wisata Pura Ulun Danu di danau Beratan Bedugul, pengunjung harus membayar tiket masuk sebesar Rp Rp 30.000 / 1 Dewasa dan Rp 20.000 / 1 Anak, sedangkan untuk parkir kendaraan  sebesar Rp Rp 3.000 / 1 Motor, Rp 5.000 / 1 Mobil dan Rp 10.000 / 1 Bus. Untuk sarana transportasi Anda dapat sewa mobil ke Pura Ulun Danu Beratan

Maps: https://goo.gl/maps/RcDuJKsAVCNU5ZTS9 

4. Desa Wisata Penglipuran

Desa Penglipuran yang terletak di kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Desa Penglipuran juga mempunyai keunikan dan daya tarik tersendiri. Salah satunya adalah tata ruang desa yang mengusung konsep Tri Mandala. Ada 3 wilayah yang terbagi di sini, yaitu Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala. Selain tata konsep desanya, desa ini juga dikelilingi oleh hutan bambu yang masih asri. Terletak di ketinggian sekitar 700 M dari permukaan laut membuat para wisatawan nyaman dengan suhu udara yang sejuk dan tidak ada satupun kendaraan bermotor diperbolehkan melintasi Desa adat penglipuran, masyarakat sangat menjaga adat dan tradisi yang sudah diwariskan secara turun menurun sehingga menjadi daerah destinasi wisata Rumah tradisional yang sudah ada sejak 700 tahun yang lalu, untuk dapur terbuat dari bahan bambu untuk atap dan dinding serta memasak masih menggunakan kayu bakar.

   

Adapun oleh-oleh khas yakni Loloh Cemcem yang merupakan minuman hasil produksi rumahan di Bali yang banyak diproduksi dan dipasarkan di Desa Penglipuran. Minuman ini biasanya dijual dan dikemas dalam botol air mineral bersuhu dingin. Harga tiket masuk Desa Penglipuran bagi wisatawan domestik yang ingin berkunjung yaitu dewasa Rp 25.000 per orang dan anak-anak Rp 15.000 per orang. Sedangkan, untuk wisatawan asing yang tergolong dewasa Rp 50.000 per orang, dan anak-anak Rp 30.000 per orang. Akses kendaraan sampai tiba di beberapa parkir yang tersedia di lokasi objek wisata Desa Penglipuran sangat tertata dan bahkan bus 45 seat bisa masuk. Kini, di Desa Penglipuran banyak hal yang dapat dijadikan kegiatan lainya, seperti kegiatan atau program untuk Group Event (Outing, Outbound, dan Gathering), Wisata Adventure (Cycling & Camping), sehingga sangat pas berwisata ke Desa Penglipuran. Untuk sarana transportasi Anda dapat sewa mobil ke Desa Penglipuran .

Maps: https://goo.gl/maps/gEY4zrZgf37MWHbE

5. Pura Tirta Empul

Salah satu destinasi wisata di Gianyar adalah Pura Tirta Empul. Pura ini terletak di di desa Manukaya, kecamatan Tampak Siring, kabupaten Gianyar, Bali. Sebagai pusat petirtaan atau pemandian, Tirta Empul merupakan kompleks candi yang cukup besar dan membutuhkan setidaknya 30 menit hingga satu jam untuk menjelajahi seluruh situs. Keunikan Pura Tirta Empul adalah arsitektur dan adanya mata air pada area dalam pura. Air di kolam sangat jernih dan sejuk. Pada area kolam inilah umat Hindu melakukan ritual Nama pura berasal dari nama sumber mata air yang dinamakan “Tirta Empul” penyucian diri dengan cara membasahi badan dan  kepala di bawah air pancuran.

      

Warga sekitar kerap kali melakukan tradisi Melukat di tempat ini. Melukat sendiri merupakan sebuah tradisi penyucian di Tirtha Empul yang tepatnya di kolam Jaba Tengah. Air pancuran berjumlah 26. Untuk wisatawan yang non Hindu diperbolehkan untuk melakukan pelukatan ( penyucian diri di pancoran), namun harus sesuai aturan yang berlaku di pura seperti memasuki area pura Tirta Empul, menggunakan kain sarung untuk menutupi tubuh bagian bawah dan memakai selendang yang diikatkan di pinggang, khusus untuk wanita tidak dalam keadaan datang bulan. Untuk sarana transportasi Anda dapat sewa mobil ke Pura Tirta Empul

 

Nah, itu dia 5 Tempat Untuk Melihat Upacara Galungan Di Bali. Demi memaksimalkan pengalaman saat berkunjung ke pura Bali di tengah perayaan Galungan dan Kuningan, mungkin kamu bisa sewa mobil dan supir di Bali agar perjalananmu lancar dan selamat sampai tujuan.

Berita & Artikel