Penjor Indah Di Pura Pangerebongan : Tradisi Turun-temurun Desa Adat Kesiman

Autoz

22 August 2023

Penjor kreasi yang dipasang di sekitar kawasan Desa Adat Kesiman, Denpasar, Bali.

Dilansir dari balipustakanews.com, Ngerebong atau dalam bahasa Desa Kesiman, Denpasar, berarti berkumpul. Lebih tepatnya, yaitu berkumpulnya para Dewa. Beberapa masyarakat berpendapat bahwa ngerebong berasal dari kata ngereh dan baung kemudian digabungkan menjadi Ngerebong, yang diartikan juga sebagai penggabungan akasa pertiwi atas dan bawah. Sebuah ritual keagamaan unik berumur ratusan tahun yang digelar setiap 210 hari sekali dan dipercaya akan memberi keselamatan serta terhindar dari wabah dan bencana. Selain itu, Tradisi ngerebong bertujuan unutuk mengingatkan umat Hindu melalui ritual sakral untuk terus memelihara keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan alam.

Sebelum ngelaksanain tradisi ini, ada beberapa rangkaian yang harus dilakuin kayak Ngerebek yang dilaksanain pas Umanis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan), Pemandekan Agung atau ritual mapag di Paing Kuningan, abis itu baru deh ngelaksanain Ngerebong. Pasti kalian pernah kan liat orang-orang kesuruan sama nusukin keris ke badannya, nah itu namanya tradisi Ngurek. Ini dilakuin pas upacara Ngerebong karena emang erat kaitannya sama keagungan keris dan penjor juga.

Dilansir dari detikbali.com, Parade penjor dalam rangkaian tradisi Ngerebong di Desa Adat Kesiman, Denpasar, Bali, selalu menarik perhatian warga dan ditunggu-tunggu kehadirannya. Sebanyak 32 penjor kreasi dari 32 banjar dipasang selama satu minggu. Tampak beberapa warga mengambil beberapa foto dan video penjor-penjor kreasi tersebut. Menurutnya, penjor-penjor berukuran besar tersebut sangat indah. Tak sedikit pengendara, khususnya pemotor yang berhenti sejenak melihat penjor-penjor berdiri kokoh di pinggir jalan. Mereka tak lupa mengabadikan momen dengan memotret puluhan penjor kreasi tersebut. Pemasangan penjor ini berkaitan dengan upacara Pangerebongan .

Untuk pembuatan penjor kali ini, STT Binnayaka Dharma menghabiskan waktu kurang lebih hampir dua minggu, dengan anggaran Rp 2,2 juta dari kas banjar. Walaupun anggaran hanya berasal dari kas banjar, kata Indra, tak serta merta mengurangi semangat anggota STT.
Sebagai informasi, Tradisi Ngerebong digelar setiap enam bulan sekali di Pura Agung Petilan. Upacara ini dipercayai sebagai manifestasi dari pengabdian kepada Ida sang Hyang Widi Wasa. Ada yang unik dalam pelaksanaan Ngerebong, yaitu keris, ngurek, dan penjor megah.

Berita & Artikel